|
Sterilisasi
adalah suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan alat
ataupun bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu bahan bisa dikatakan
steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak baik
dalam bentuk vegetatip walaupun bentuk nonvegetatip (spora) (Denz, 2010).
Dalam
dunia kesehatan, sterilisasi sangatlah penting dilakukan untuk memberikan efek
terapeutik yang maksimal. Steril artinya bebas dari segala mikroba baik patogen
maupun tidak (Entjang, 2003).
Menurut
Ramona (2007), sterilisasi merupakan suatu proses membebaskan suatu peralatan
atau bahan dari mikroorganisme yang tidak dikehendaki. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal
agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme (Pratiwi, 2008).
Pada
prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi. Pemilihan mekanisme sterilisasi yang dilakukan hendaknya
disesuaikan dengan sifat bahan yang akan disterilkan. Sterilisasi secara fisik
dilakukan dengan menggunakan pemanasan, penggunaan sinar UV, sinar X, dan
sinar-sinar yang memiliki panjang gelombang pendek (Ramona , 2007).
Menurut
Ramona (2007), sterilisasi secara kimia dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan
kimia seperti alkohol, desinfektan, formalin, dan sebagainya. Sedangkan menurut Waluyo (2004), bahan kimia yang baik adalah yang memiliki
kemampuan membunuh mikroba secara cepat dengan dosis yang rendah tanpa merusak
bahan atau alat yang disterilkan. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau
|
0.45 mikron)
sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Sterilisasi dengan swab
dilakukan untuk mengetahui jumlah mikroba pada permukaan tubuh.
Adapun tujuan dari praktikum sterilisasi bahan dan alat
ini adalah untuk memahami beberapa macam prosedur sterilisasi bahan dan
peralatan.
|
Menurut
Denz (2010), sterilisasi adalah suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan
untuk membebaskan alat ataupun bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu
bahan bisa dikatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang
patogen maupun tidak baik dalam bentuk vegetatip walaupun bentuk nonvegetatip
(spora).
Sterilisasi adalah suatu proses untuk
membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu
medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus
dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri
(Fardiaz, 1992).
Adanya pertumbuhan mikroorganisme
menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya
proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri
yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan (Lestari,
2011).
Beberapa
cara sterilisasi yaitu: sterilisasi dengan api, sterilisasi dengan oven,
sterilisasi dengan autoclave dan sterilisasi dengan bahan kimia.
a.
Sterilisasi dengan api
Sterilisasi
dengan api digunakan untuk peralatan yang terbuat dari logam dan gelas. Sterilisasi dilakukan dengan menempatkannya
pada sudut 450 terhadap api lampu Bunsen. Alat – alat dari logam yang tahan terhadap
panas seperti ose dan jarum inokulasi sterilisasi dengan mencelupkan alat
tersebut ke dalam alcohol 95% lalu dipanaskan di atas lampu bunsen sampai
pijar.untuk alat – alat dari logam yang tidak tahan panas, misalnya scalpel,
pinset, spatula dan gunting sterilisasinya dengan mencelupkan alat tersebut ke
dalam alcohol
|
95% lalu dipanaskan diatas api sampai
kering(tidak pijar). Untuk alat – alat
seperti cawan petri, labu Erlenmeyer dan tabung reaksi sterilisasi dengan
dipanaskan pada bagian bibirnya. Sedangkan gelas obyek sterilisasinya dengan
cara menempatkan pada lampu speritus dalam keadaan miring dan digerakan
beberapa kali.
b.
Sterilisasi dengan oven
Sterilisasi
dengan oven dilakukan untuk alat – alat yang terbuat dari gelas seperti cawan
petri, tabung reaksi dan lain – lain, juga zat kimia seperti CaCo3
dapat disterilkan dengan oven.
Sebaiknya alat – alat yang akan dimasukkan ke dalam oven harus dalam
keadaan kering dan dan untuk cawan petri dibungkus dengan kertas sedangkan
labu, tabung reaksi dan botol disumbat dengan kapas. Suhu yang digunakan untuk sterilisasi pada
oven yaitu: 1 jam untuk 1800 C, 2 jam untuk 1700 C, 4 jam
untuk 1600 C.
c.
Sterilisasi dengan autoclave
Sterilisasi
dengan autoclave biasanya digunakan untuk sterilisasi medium dan alat – alat
dari gelas yang tahan terhadap suhu tinggi dan tekanan. Waktu sterilisasi menggunakan autoclave
yaitu selama setengah jam pada suhu 1210C, perhitungan waktu dimulai
bila suhu telah mencapai 1210C.
d.
Sterilisasi dengan bahan kimia.
Sterilisasi
dengan bahan kimia digunakan untuk mensterilkan bahan - bahan yang terurai pada suhu yang tinggi digunakan
uap kimia yang bersifat racun. Beberapa
zat kimia yang dapat digunakan adalah foormaldehid dan glutaraldehid
aldehid. Perlakuan sterilisasi berkisar
antara 2 sampai 18 jam
|
tergantung
pada zat kimia yang digunakan. Sterilisasi dengan zat kimia di laboratorium
terbatas pada perlakuan desinfeksi pada meja laboratorium setiap kali sebelum
dimulai dan sesudah selesai bekerja.
Untuk sterilisasi tangan digunakan alkohol.
|
Bahan
dan Alat
Bahan
Bahan
- bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alkohol 70%, air, kapas dan
kertas koran.
Alat
Alat-alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah Lampu bunsen, Autoclave, Oven, Sprayer, Botol vit C1000, Cawan petri, Tabung reaksi,
Tabung erlenmeyer, Jarum inokulasi, Ose dan Spatula.
Tempat
dan Waktu
Praktikum dilaksanakan di laboratorium fitopatologi Fakultas
Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Pada hari selasa tanggal 29 November 2011 pukul 14.00 - 16.00 Wita.
Prosedur
Kerja
1. Alat-alat seperti jarum inukolasit, ose, pinset, mulut tabung erlenmeyer dan
strilikan dengan panas pembakaran dilakukan dengan dipijarkan pada nyala api
bunsen sampai memijar atau panas.
2. Alat-alat gelas seperti cawan petri,
erlenmeyer, tebung reaksi dapat disterilkan dengan steril basah atau kering
3. Alat-alat gelas yang akan dimasukan ke
dalam oven harus dalam keadaan kering
|
4. Alat-alat gelas seperti labu/botol dan
pipet lubangnya harus disumbat dengan kapas sampai rapat.
5. Semua alat gelas tersebut kemudian
dibungkus dengan kertas, kemudian dimasukkan ke dalam oven atau autoclave.
6. Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi
tergantung pada suhu yang digunakan yaitu 1 jam dengan suhu 170 0C
pada oven dan 121 0C dengan tekanan 15 psi selama 15 menit pada
autoclave.
7. Setelah selesai oven jangan langsung
dibuka sebelum suhu yang didalam oven atau autoclave dingin.
8. Alat-alat yang sudah disterilkan jangan
disimpan dalam oven atau autoclave
tetapi disimpan pada tempat tertutup atau
dibungkus dengan plastik.
|
Hasil
Tabel 1. Hasil
praktikum sterilisasi bahan dan alat
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Sterilisasi menggunakan pemanasan dengan api lampu bunsen sampai panas
memijar (merah).
|
|
2.
|
Sterilisasi menggunakan oven dengan suhu 170
0C selama 1 jam.
|
|
3.
|
Sterilisasi alat bahan dengan autoclave dengan
tekanan 15 psi pada suhu
121 0C selama 15 menit.
|
|
4.
|
Sterilisasi tangan praktikan dengan bahan kimia
menggunakan alkohol 70%.
|
Pembahasan
Pada
kegiatan praktikum kali ini hanya melakukan sterilisasi pada alat – alat yang
ada pada laboratorium fitopatologi. Sterilisasi ini bertujuan agar alat-alat yang berada di
laboratorium tidak terkontaminasi dengan mikroba yang ada di lingkungan
sekitar. Alat- alat yang disterilisasi adalah botol vit C1000, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, dan cawan
petri.
|
Pada praktikum kali ini menggunakan empat metode sterilisasi yaitu sterilisasi
dengan api bunsen (pemijaran), oven, autoclave dan menggunakan bahan kimia. Sterilisasi dengan api digunakan untuk
peralatan yang terbuat dari logam dan gelas.
Alat – alat dari logam yang tahan terhadap panas seperti ose dan jarum
inokulasi sterilisasi dengan mencelupkan alat tersebut ke dalam alcohol 70%
lalu dipanaskan di atas lampu bunsen sampai pijar.untuk alat – alat dari logam
yang tidak tahan panas, misalnya scalpel, pinset, spatula dan gunting
sterilisasinya dengan mencelupkan alat tersebut ke dalam alcohol 70% lalu dipanaskan diatas api sampai kering (tidak
pijar). Untuk alat – alat seperti cawan
petri, labu Erlenmeyer dan tabung reaksi sterilisasi dengan dipanaskan pada
bagian bibirnya. Sedangkan gelas obyek sterilisasinya dengan cara menempatkan
pada lampu speritus dalam keadaan miring dan digerakan beberapa kali.
Sterilisasi dengan oven
dilakukan untuk alat – alat yang terbuat dari gelas seperti cawan petri, tabung
reaksi dan lain – lain, juga zat kimia seperti CaCo3 dapat
disterilkan dengan oven. Sebaiknya alat
– alat yang akan dimasukkan ke dalam oven harus dalam keadaan kering dan dan
untuk cawan petri dibungkus dengan kertas sedangkan labu, tabung reaksi dan
botol disumbat dengan kapas. Suhu yang
digunakan untuk sterilisasi pada oven yaitu: 1 jam untuk 1700 C.
Sterilisasi dengan autoclave
biasanya digunakan untuk sterilisasi medium dan alat – alat dari gelas yang
tahan terhadap suhu tinggi dan tekanan. Sebelum alat-alat gelas
disterilisasikan menggunakan autoclave, semua alat harus dicuci
sampai bersih. Alat – alat yang sudah disterilkan hendaknya disimpan di tempat
yang tidak mudah terkontaminasi.
|
Praktikum selanjutnya yaitu sterilisasi menggunakan bahan kimia, sterilisasi ini menggunakan larutan alkohol 70% yang disemprotkan ke tangan praktikan yang
bertujuan agar saat praktikan melakukan praktikum atau saat memegang alat dan
bahan, tangan praktikan tidak terkontaminasi mikroba.
|
Kesimpulan
Kesimpulan yang
dapat diperoleh dari praktikum yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Alat-alat yang digunakan untuk
praktikum mikrobiologi harus steril
2. Cara
sterilisasi ada empat yaitu sterilisasi dengan api, sterilisasi dengan oven,
sterilisasi dengan autoclave dan sterilisasi dengan bahan kimia..
3.
Metode - metode sterilisasi yang
digunakan tergantung pada sifat alat
dan bahan yang akan
disterilkan.
Saran
Saran untuk kegiatan praktikum ini adalah:
1.
Dalam melakukan praktikum kita harus hati-hati dalam
menggunakan alat-alat yang digunakan.
2.
Sebelum melakukan praktikum kita harus memeriksa
terlebih dahulu alat-alat dan bahan yang ingin digunakan.
|
Entjang.
2003. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan. Citra Aditya
Bakti. Bandung.
Fardiaz
Srikandi. 1992. Mikrobiologi
Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. PAU Pangan dan Gizi. Institut
Pertanian Bogor.
Lestari
Tsanie. 2011. Sterilisasi alat dan ba han. http://kehidupan-tak-
abadi.blogspot.com/.
Diakses tanggal 30 November 2011.
Denz
Park Ji Kyong. 2010. Sterilisasi.
http://dprayetno.wordpress.com/. Diakses tanggal 30 November 2011.
Pratiwi
Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi.
Erlangga.Bandung.
Ramona,
Y, R. Kawuri, I. B. G Darmayasa. 2007. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum
Program Studi Farmasi. Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi F. MIPA UNUD.
Bukit Jimbaran.
Waluyo Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Universitas
Muhammadiyah Malang. Malang.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL........................................................................................................ ii
PENDAHULUAN........................................................................................... ........... 1
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................. 3
BAHAN DAN METODE........................................................................................... 6
Bahan
dan Alat ................................................................................................ 6
Bahan.......................................................................................................... 6
Alat............................................................................................................. 6
Tempat
dan Waktu............................................................................................ 6
Prosedur
Kerja.................................................................................................. 6
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................... 8
Hasil.................................................................................................................. 8
Pembahasan....................................................................................................... 9
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................. 12
Kesimpulan..................................................................................................... 12
Saran............................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar